HAMBA ALLAH.., BILLAHI, FILAHI, LILLAHI
(Duniaku untuk akhiratku-DUHA....Satu jam setengah hidup di dunia.... )

Peringatan Isro Mi'roj pada 15 Mei 2016 di Musholla Nurul Iman, RW 25 Abadijaya, Sukmajaya Depok bertujuan untuk mengokohkan da'wah di lingkungan RW 25, silaturahim antar jamaah, meskipun silaturahim melalui sholat jamaah 5 waktu sudah makin banyak jamaah yang hadir di Musholla. Namun, tidak sekadar silaturahim itu saja, nampaknya jamaah ingin tambahan lebih....melalui peringatan hari-hari besar Islam, kebersamaan dalam jamaah pengajian-pengajian akan mencairkan perbedaan furuiyah.....Semoga, kami diberikan kekuatan untuk terus melakukan da'wah melalui peringatan-peringatan hari-hari besar Islam.
Ustad Taufik Nuh, adalah seorang Da'i terkenal dan telah mengahasilkan satu karya monumental, satu buku berjudul " Duniaku untuk akhiratku-DUHA....Satu jam setengah hidup di dunia....", hadir di Mushollah Nurul Iman..... barakallahu ya ustad......
UTTUH, sebutan Ust. Taufik Nuh, dalam ceramahnya mengemukakan satu ayat dalam surat Al Hajj (22) : 47 yang artinya...
dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, Padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah
seperti seribu menurut perhitunganmu....
Jamaah diajak berhitung, bila 1 hari (24 jam) hidup di akhirat = 1000 yahun hidup di dunia, maka bila hidup 3 jam akhirat sama artinya hidup 125 di dunia. Sementara itu usia rata-rata umat Nabi Muhammad SAW rata-rata 62,5 tahun atau 1,5 jam hidup akhirat. Artinya umat Nabi Muhammad SAW hidup di dunia yang rata-rata 62,5 tahun sama saja dengan hidup 1,5 jam akhirat...padahal hidup akhirat kekal abadi .....Beliau mengatakan bahwa 1,5 jam itu waktu yang singkat dan sederhana, oleh karena itu berlarilah dengan bersyukur untuk meraih ridlo Allah SWT....Umat muslim harus memiliki motto " duniaku untuk akhiratku ".... Insya Allah.....
Terkait dengan Isro Mi'roj, UTTUH mengulas surat Al Isro/Bani Israil ayat 1 (hanya bagian awalnya)...yang artinya Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya.... Hamba Allah yang disebut dalam awal Al Isro ini adalah pengakuan Allah kepada hambanya yang setia "Muhammad SAW" dan tidak untuk hambanya yang lain. Seorang hamba sudah seharusnya patuh dan taan kepada tuannya.
Pelajaran yang dipetik dari awal ayat 1 surat Al Isro ini memberikan pelajaran, bahwa pengakuan kita sebagai hamba Allah harus pula diikuti dengan sikap patuh, tunduk, taat kepada perintah Allah SWT...Melalui sholat, sebagai hasil Mi'roj nabi Muhammad SAW, umat muslim harus mampu mengindahkan panggilan Allah SWT melalui azan untuk melakukan sholat...Keutamaan untuk memenuhi motto "duniaku untuk akhiratku", harus diwujudkan dengan kehadiran setiap pribadi muslim di masjid-masjid atau musholla untuk sholat berjamaah....
Selanjutnya, UTTUH mengemukakan
bahwa amal ibadah kepada Allah haruslah: billahi (dengan pertolongan Allah),
filLhi (di atas syariat Allah) dan lillah (karena Allah).
1. Billah
Banyak kaum Muslimin yang mengetahui wajibnya shalat, puasa, zakat, haji dan
ibadah lainnya, tetapi mereka tidak melakukannya. Mengapa demikian…? Karena
mereka tidak mendapat pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam
“Bersungguh-sungguhlah engkau dalam melakukan perkara yang bermanfaat
bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah” (HR Muslim)
Nabi memerintahkan demikian, karena
engkau lemah, tidak akan dapat melaksanakan perkara yang bermanfaat bagimu
tanpa pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla.
2. Fillah
Rasulullah
memperingatkan agar meninggalkan segala perkara ibadah yang tidak ada tuntunan
beliau.
“Barang siapa mengamalkan suatu
amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak” (HR. Muslim).
Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
“Sesungguhnya andaikata suatu
amalan itu dilakukan dengan ikhlas namun tidak benar (tidak sesuai dengan
tuntunan Nabi Muhammad ), maka amalan itu tidak diterima.
Dan andaikata amalan itu dilakukan
dengan benar tapi tidak ikhlas, juga tidak diterima.
Hingga ia melakukannya dengan ikhlas dan benar…”
3. Lillahi: yaitu ikhlas beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.
Firman Allah: “Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan
kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus …” (QS Al-Bayyinah: 5)
Al-Qadhi Iyadh berkata: “Meninggalkan suatu amal
karena manusia adalah riya dan melakukan amal perbuatan karena manusia adalah
syirik. Sedangkan ikhlas adalah tatkala Allah menyelamatkanmu dari keduanya”
Sekian, semoga bermanfaat........
SOS.....Musholla Nurul Iman, 16 Mei
2016
Komentar
Posting Komentar